Kamis, 09 Agustus 2018

Jika Rejeki Takkan Tertukar, Kenapa Harus Iri?

Loading...
KajianLagi - Siapa sich yang tidak tahu, jika dilangit rejeki kita sudah disiapkan dan dituliskan bahwa rejeki kita tidak akan pernah tertukar. Jadi, tidak ada gunanya iri pada rejeki orang, mengharap rejeki tersebut akan jadi milik Anda, apalagi sampai berusaha mengambilnya. Sungguh kurang kerjaan, karena rejeki setiap makhluk sudah ditetapkan. Tapi bagaimana jika ada orang lain yang ternyata berhasil mengambil paksa rejeki kita dengan cara curang? Ketika seseorang berhasil mengambil paksa hak orang lain, pastilah seketika akan terasa menyenangkan. Akan tetapi ingat, jika apa yang diambil paksa tersebut, suatu saat akan kembali kepada yang berhak. Sebaliknya, Anda yang suka mengambil paksa rejeki orang lain, Anda juga harus bersiap kehilangan sesuatu yang pernah Anda ambil, bahkan bisa jadi akan jauh lebih besar. Dari sini bisa disimpulkan jika sifat iri pada rejeki orang, hasad, dan pekerjaan mengambil rejeki orang lain sangatlah MELELAHKAN. Sering Disepelekan, Ternyata Ini Bahaya Shalat Tergesa-Gesa

Bukti Bahwa Allah Sudah menjamin Rejeki Kita

Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah yang memberi rezekinya dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam kitab yang nyata.” ( Hud : 6 ) Tips Mudah Agar Anak Rajin Shalat, Orang Tua Wajib Tahu!
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
 “Allah telah mencatat takdir setiap makhluk sebelum 50.000 tahun sebelum penciptaan langit dan bumi.” (HR. Muslim no. 2653, dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al ‘Ash)Larangan Iri pada Rejeki Orang Lain

Iri dan dengki merupakan dosa besar yang dapat melahap kebaikan yang ada pada diri Anda. Karena itu, jangan pernah iri dan dengki dengan rejeki yang dimiliki orang lain.
 “Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. (karena) bagi orang laki-laki ada bahagian dari pada apa yang mereka usahakan, dan bagi Para wanita (pun) ada bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui segala sesuatu.” (QS. an Nisa’: 32)

Allah yang menyempitkan dan melapangkan rejeki kita

Sesungguhnya Tuhanmu melapangkan rezeki kepada siapa yang Dia kehendaki dan menyempitkannya; Sesungguhnya Dia Maha mengetahui lagi Maha melihat akan hamba-hamba-Nya.” (QS. Al Isra’: 30)
Lapang dan sempitnya rejeki seseorang tidak selalu karena SESUATU, misalnya : gara-gara ini, rejeki saya jadi sempit atau gara-gara itu, rejeki saya jadi lancar. Akan tetapi semua murni karena Allah, karena itu tetaplah bersyukur atas rejeki yang diberikan pada Anda.

Rejeki melimpah bukan tanda kemuliaan, sebaliknya sempitnya rejeki juga bukan tanda kehinaan

Rejeki Melimpah tidak selalu menunjukkan kemuliaan seseorang di sisi Allah, begitu juga dengan sedikitnya rejeki seseorang yang tidak menunjukkan kehinaan orang tersebut. Hal itu sebagaimana firman Allah Ta’ala :
 “Adapun manusia apabila Tuhannya mengujinya lalu dia dimuliakan-Nya dan diberi-Nya kesenangan, maka dia akan berkata: “Tuhanku telah memuliakanku”. Adapun bila Tuhannya mengujinya lalu membatasi rizkinya maka dia berkata: “Tuhanku menghinakanku” . (QS. Al Fajr :15-16)
Dalam ayat lain, Allah berfirman “Apakah mereka mengira bahwa harta dan anak-anak yang Kami berikan kepada mereka itu (berarti bahwa),Kami bersegera memberikan kebaikan-kebaikan kepada mereka? Tidak, sebenarnya mereka tidak sadar” (QS. Al Mu’minun:55-56).

Allah menjamin rejeki Hamba_Nya yang bertaqwa

Firman Allah dalam surat ath-thalaaq ayat 2,3 :“Barang siapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan ke luar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan (yang dikehendaki) Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu. (surat ath-thalaaq ayat 2,3)
Bersyukurlah dengan apa yang sudah Allah berikan dan hindari iri hati apalagi sampai berusaha mengambil apa yang bukan milik kita. Sudah seharusnya kita mulai belajar memaknai hidup dengan hal-hal yang positif. Hiduplah sesuai kemampuan Anda, tidak perlu iri pada orang lain apalagi bersikap memaksakan diri untuk bisa hidup lebih Wow, tapi dengan menempuh cara-cara kotor, misalnya : riba, menipu, perampok, dan lainnya. Semoga bermanfaat!