Jumat, 12 Oktober 2018

Banyaknya Harta dan Tingginya Jabatan Bukan Karena Allah Mencintaimu

Loading...
KajianLagi - Seringkali kita dapati seseorang yang merasa dicintai Allah sebab banyaknya harta dan tingginya jabatan yang dimiliki. Sebaliknya, ia merasa bahwa seseorang yang hidupnya kurang beruntung adalah orang-orang yang tidak disayang Allah. Padahal kenyataannya tidaklah demikian, karena seseungguhnya tolok ukur kecintaan Allah kepada hambaNya bukanlah melimpahnya harta maupun tingginya jabatan. Bisa kita lihat kisah-kisah orang terdahulu, dimana ada Qarun yang kaya raya namun ternyata Allah tidak mencintainya, begitupun raja Fir’aun yang Allah berikan kekuasaan namun Allah tak mencintainya.  Benarkah Datangnya Kiamat Ditandai Seringnya Gempa? 
harta dan tahtamu bukan karena Allah mencintaimu
 Bahkan melalui satu ayat dalam Al Quran, Allah sudah memperingatkan bahwa diberikannya harta dan tahta pada seorang hamba bukanlah tanda cinta, melainkan ujian.
 “Apakah mereka mengira bahwa Kami memberikan harta dan anak-anak kepada mereka itu (berarti bahwa), Kami segera memberikan kebaikan-kebaikan kepada mereka? (Tidak), tetapi mereka tidak menyadarinya.” (QS.Al-Mu’minun:55)Jangan Sampai Kita Termasuk! Ini 10 Golongan yang Dibenci Allah  
Dan ada ayat lain yang menyebutkan :
“……….. Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu), dan di sisi Allah-lah pahala yang besar.” (QS. 64: 14- 15)
Dan peringatan Allah dalam ayat Al Quran yang lain
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah harta-hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang membuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang rugi.” (QS. Al-Munaafiqun: 9).

Ini Tanda Allah Mencintai Kita

Jika bukan harta dan tahta, lalu bagaimana kita bisa menganalisa apakah Allah mencintai kita? Ternyata, bukti bahwa Allah mencintai kita adalah ketika harta, tahta dan juga apa yang kita miliki semakin mendekatkan diri kita kepada Allah Subhanallahu Wa Taala. Semua yang kita miliki justru menjadi jembatan untuk semakin mendekat dan meraih keridhaanNya. Jadi, meskipun banyak harta dan tinggi tahka, kita tidak lantas merasa jumawa, apalagi merasa paling disayang Allah, tapi justru merasa takut dan ingin terus berlomba-lomba meningkatkan amal kebaikan.
Jika demikian, betapa meruginya jika apa yang kita miliki justru menjauhkan kita dari Allah, karena bisa jadi kitalah yang disebut sebagai orang yang merugi itu. Naudzubillah… semoga kita dijauhkan dari segala sesuatu yang memperberat timbangan keburukan.