Kamis, 17 Desember 2015

Perilaku Suami Terhadap Istri yang Dibenci Allah

Loading...
Sudah jadi fitrah, jika suami itu memang pemimpin dari istri dan keluarga. Kalimat ini bukan hanya sekedar tanpa bukti karena dalam surat An Nisa ayat itu sudah tersebut dengan sharih atau jelas. Kelebihan lelaki atas akalnya, tenaganya, sifat kepemimpinannya, kebijaksanaannya dan tidak terlalu memperturutkan emosi memang sudah selaiknya ia mendapatkan kedudukan itu.
“Kaum lelaki adalah pemimpin bagi kaum wanita, Allah telah melebihkan sebahagian mereka (lelaki atas sebahagian yang lain (wanita) & mereka (lelaki) telah menafkahkan sebahagian dari harta mereka. Sebab itu, maka wanita yg soleh, ialah yang taat Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena  Allah telah memelihara (mereka). Wanita- wanita yg kamu khuatirkan nusyuznya, maka nasihatilah mereka & pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka & pukullah mereka. Kemudian jika mereka menaatimu, maka janganlah kamu mencari–cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar” (An Nisa ayat 34)
Memberi nafkah, mengayomi keluarga, bisa memecahkan masalah, meredam pertengkaran dan emosi dan menjadi pemimpinan  yang bijak bagi keluarga, terutama sekali bagi istrinya. Sudah selayaknyalah lelaki, suami itu menjadi panutan utama bagi keluarganya. Segala ucapan dan perilaku bukan tanpa alasan dan isi, namun memang berisi pengajaran. 
Namun bilakah perilaku suami terhadap istri yang dibenci Allah itu ada, bagaimanakah para istri menyikapinya?

1. Tidak memberi nafkah secara layak

Suami yang tidak bisa memberikan pada istri dan keluarganya nafkah secara layak, padahal ia mampu melakukannya, ini karena ia bakhil terhadap istri dan keluarganya, maka ia telah berlaku dzolim pada mereka. Karema memang kewajiban atas keluarga adan istrinya adalah memberi nafkah dan pakaian yang pantas.
“Wajib bagi setiap suami untuk memberikan nafkah dan pakaian kepada istri, dengan sepantasnya.” (Q.S. Al-Baqarah:233).
Jika suami tetap bakhil setelah diingatkan istrinya, maka istri bisa mengambil harta suami tanpa ijin namun sewajarnya saja, tidak berlebih-lebihan dan tidak menimbulkan kemudharatan.
Dari ‘Aisyah bahwa Hindun binti ‘Utbah berkata: “Wahai Rasulullah, sesungguhnya Abu Sufyan (suamiku, Pen) seorang laki-laki yang bakhil. Dia tidak memberi (nafkah) kepadaku yang mencukupi aku dan anakku, kecuali yang aku ambil darinya sedangkan dia tidak tahu”. Maka beliau bersabda: “Ambillah yang mencukupimu dan anakmu dengan patut”.[HR Bukhari, no. 5364; Muslim, no. 1714].

2. Suka mencari-cari kesalahan dan kekurangan  istri

Secara manusiawi istri maupun juga suami pastilah tidak luput dari salah, kurang  dan khilaf. Menjadikannya  sebagai sumber kesalahan yang bisa menimbulkan pertengkaran saja tidak diperbolehkan apalagi mencari-cari kesalahan istri, apalagi dari istrinya adalah shalehah. 
“Janganlah seorang suami yang beriman membenci isterinya yang beriman. Jika dia tidak menyukai satu akhlak darinya, dia pasti meridhai akhlak lain darinya.” {H.R. Muslim}.
Jika istri mendapati perilaku suami terhadap istri  yang dibenci Allah seperti ini maka hendaklah ia bersabar, mencoba mengingatkan  atau berkomunikasi yang baik dengan suami .

3. Memberikan hukuman pada istri yang tidak sesuai dengan kesalahannya.

Suami selayaknya memberikan pengajaran dan bimbingan yang benar pada istri dan keluarga. Jika menghukum istri, semisal memukul ditempat tidak semestinya dengan pukulan keras dan tidak sesuai dengan kesalahannya, maka itu bentuk dari kedzaliman.
“Hendaklah engkau memberinya makan jika engkau makan, memberinya pakaian jika engkau berpakaian, tidak memukul wajah, tidak menjelek-jelekkannya …..” {H.R. Ibnu Majah disahihkan oleh Syeikh Albani}
Jika istri mendapati hal yang tidak sesuai dengan syar’i hendaknya ia berhati-hati, tidak asal menerima saja pukulan atau hukuman yang tidak wajar dan tak masuk akal, karena bisa mengkhawatirkan keselamatan dan nyawa. Komunikasikan pada keluarga terdekat jika hal tersebut terjadi, bukti penganiayaan sebaiknya disimpan (foto), jika suatu saat dijadikan bukti apabila sudah masuk ranah hukum.

4. Mengusir Istri tanpa alasan syar’i

Apabila terjadi ketidak harmonisan dalam rumahtangga yang akibatkan pertengkaran seringkali suami tidak terkontrol ucapan dan tindakannya. Bisa jadi memukul, berkata kasar atau bahkan mengusir istri ddari rumah. Padahal Islam dengan tegas melarang hal ini. Hal ini terlihat dari surat at thalaq ayat 1: 
 "Hai Nabi, apabila kamu menceraikan istri-istrimu, maka hendaklah kamu ceraikan mereka, pada waktu mereka dapat (menghadapi) iddahnya (yang wajar), dan hitunglah waktu iddah itu, serta bertaqwalah kepada Allah Rabb-mu. Janganlah kamu keluarkan mereka dari rumah mereka, dan janganlah mereka (diijinkan) ke luar, kecuali kalau mereka mengerjakan perbuatan keji yang terang. Itulah hukum-hukum Allah, dan barangsiapa yang melanggar hukum-hukum Allah, maka sesungguhnya dia telah berbuat zalim terhadap dirinya sendiri. Kamu tidak mengetahui, barangkali Allah mengadakan sesudah itu, sesuatu hal yang baru." 
Bila terjadi demikian, istri sebisanya untuk mengingatkan suami atas ayat Allah tersebut, sekaligus berjaga-jaga atas segala kemungkinan yang terjadi, seperti menghubungi keluarga terdekat jika hal itu terjadi.

5. Bersikap kasar kepada istri

Rasululah memberi contoh sebagai pribadi yang lembut, ia tidak pernah memperlakukan istri-istrinya dengan kasar dan tidak hormat. Sikap seperti ini  seharusnya yang patut ditiru
Rasulullah s.a.w bersabda: “Mukmin yang paling sempurna adalah yang paling baik akhlaknya. Dan sebaik–baik kalian adalah yang paling baik tehadap isteri-isterinya.” {H.R. at-Tirmidzi, disahihkan oleh Syeikh Albani}
Istri sebaiknya menjadi pribadi yang sabar dan mengingatkan selalu pada suami akan hal ini.

6. Tidak mengajari Istri tentang agama yang baik

Suami seperti ini akan mendapatkan balasan di akherat kelak, seperti tidak mengajari istri shalat dengan baik, tata cara beribadah lainnya, bahkan tidak mengerti halal dan haram dengan baik. Hal ini terlihat dalam surat At-Tahrim ayat 6:
“Hai orang–orang yang beriman, peliharalah dirimu & keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia & batu, penjaganya malaikat – malaikat yang kasar, keras & tidak mendurhakai Allah terhadap apa yg di perintahkan-Nya kepada mereka & selalu mengerjakan apa yang diperintakan”
Mengenai hal ini sebaiknya istri mencari pendalaman agama sendiri disekitar, seperti ikut majelis taklim, membaca buku-buku agama ataupun ikut grup mengenai agama di media social dan lain sebagainya.
Beberapa perilaku suami terhadap istri yang dibenci Allah ini memang sebaiknya dihindari agar azab dan kemarah Allah tidak menghampiri para suami yang lupa akan tugasnya dalam mengawal istri dan keluarga.